1. Hubungan Dialektologi dengan Sosiolinguistik
Dialektologi sebenarnya merupakan salah satu cabang Linguistik Historis. Secara umum, dialektologi dapat disebut sebagai studi tentang dialek tertentu atau dialek-dialek suatu bahasa. Sedangkan kajian sosiolinguistik mendeskripsikan sejumlah variasi bahasa berdasarkan perbedaan variabel sosial, misalnya variabel daerah, status, ragam (style), usia, gender, dan keetnisan.kedua disiplin ilmu tersebut saling berhubungan dan oleh sebab itu dinamakan sosiodialektologi. Sosiodialektologi adalah gabungan dua disiplin ilmu yaitu sosiolinguistik dan dialektologi. Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa yang berhubungan dengan masyarakat (Hudson, 1980:3). Dialektologi adalah cabang linguistik yang mempelajari variasi-variasi bahasa dengan memperlakukannya dengan struktur yang utuh (Kridalaksana, 2001:42). Dialektologi juga mempelajari variasi bahasa dalam semua aspeknya (Keraf, 1984:143). Trudgill (1985 : 17) menyatakan bahwa dialek mengacu pada perbedaan-perbedaan antara macam-macam bahasa yang berbeda kosa kata, tata bahasa dan juga pengucapannya. Ciri utama dialek ialah perbedaan dalam kesatuan, dan kesatuan dalam perbedaan (Meillet, 1967:70). Ciri lainnya yaitu (1) dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda, yang memiliki ciri-ciri. Sosiodialektologi mengkaji perubahan tuturan dalam suatu bahasa karena kontak sosial yang terjadi antar wilayah atau ruang geografis yang berbeda sehingga timbul daerah pembaharuan (inovasi) dan daerah peninggalan (relik).
Dialektologi sebenarnya merupakan salah satu cabang Linguistik Historis. Secara umum, dialektologi dapat disebut sebagai studi tentang dialek tertentu atau dialek-dialek suatu bahasa. Sedangkan kajian sosiolinguistik mendeskripsikan sejumlah variasi bahasa berdasarkan perbedaan variabel sosial, misalnya variabel daerah, status, ragam (style), usia, gender, dan keetnisan.kedua disiplin ilmu tersebut saling berhubungan dan oleh sebab itu dinamakan sosiodialektologi. Sosiodialektologi adalah gabungan dua disiplin ilmu yaitu sosiolinguistik dan dialektologi. Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa yang berhubungan dengan masyarakat (Hudson, 1980:3). Dialektologi adalah cabang linguistik yang mempelajari variasi-variasi bahasa dengan memperlakukannya dengan struktur yang utuh (Kridalaksana, 2001:42). Dialektologi juga mempelajari variasi bahasa dalam semua aspeknya (Keraf, 1984:143). Trudgill (1985 : 17) menyatakan bahwa dialek mengacu pada perbedaan-perbedaan antara macam-macam bahasa yang berbeda kosa kata, tata bahasa dan juga pengucapannya. Ciri utama dialek ialah perbedaan dalam kesatuan, dan kesatuan dalam perbedaan (Meillet, 1967:70). Ciri lainnya yaitu (1) dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda, yang memiliki ciri-ciri. Sosiodialektologi mengkaji perubahan tuturan dalam suatu bahasa karena kontak sosial yang terjadi antar wilayah atau ruang geografis yang berbeda sehingga timbul daerah pembaharuan (inovasi) dan daerah peninggalan (relik).
2. Persamaan dan Perbedaan Dialektologi dengan Sosiolinguistik
Pada mulanya, pengertian dialek merujuk kepada perbedaan regional yang ada diantara daerah pengamatan yang menghasilkan pemetaan bahasa/dialek/subdialek. Pengertian ini lama kelamaan juga mencakup dimensi social. Dalam dialektologi, penelitian yang mengupas perbedaan-perbedaan yang ada pada beberapa daerah pengamatan (DP) disebut dengan dialek geografis, sedangkan yang terjadi sebagai akibat perbedaan dimensi social disebut dialek social. Pada perkembangan awalnya, dialektologi membatasi kajian pada variasi bahasa berdasarkan variable geografis, kemudian dikenal sebagai studi geografi dialek atau geografi linguistic (dalam tulisan ini disebut dengan istilah dialek geografis). Perkembangan selanjutnya kajian dialektoogi merambah ke variasi berdasarkan variable social atau dialek social. Walaupun studi dialektologi telah lama masuk ke wilayah variasi social, tetapi sampai saat ini masih ada yang beranggapan bahwa focus dialektologi adalah variasi regional.
Pada mulanya, pengertian dialek merujuk kepada perbedaan regional yang ada diantara daerah pengamatan yang menghasilkan pemetaan bahasa/dialek/subdialek. Pengertian ini lama kelamaan juga mencakup dimensi social. Dalam dialektologi, penelitian yang mengupas perbedaan-perbedaan yang ada pada beberapa daerah pengamatan (DP) disebut dengan dialek geografis, sedangkan yang terjadi sebagai akibat perbedaan dimensi social disebut dialek social. Pada perkembangan awalnya, dialektologi membatasi kajian pada variasi bahasa berdasarkan variable geografis, kemudian dikenal sebagai studi geografi dialek atau geografi linguistic (dalam tulisan ini disebut dengan istilah dialek geografis). Perkembangan selanjutnya kajian dialektoogi merambah ke variasi berdasarkan variable social atau dialek social. Walaupun studi dialektologi telah lama masuk ke wilayah variasi social, tetapi sampai saat ini masih ada yang beranggapan bahwa focus dialektologi adalah variasi regional.
Merambahnya dialektologi ke wilayah variasi berdasarkan variable social menyebabkan timbulnya kekaburan batas antara dialek social dengan sosiolinguistik. Sejak tahun 1930-an para dialektolog Amerika telah menyadari pentingnya dimensi sisal alam studi dialektologi. Mereka mengakui pentingnya peranan dimensi social, sekalipun tujuan utama penelitiannya adalah dialek geografis. Adapun untuk membedakan dialek social dan sosiolinguistik dapat dicermati pendapat Halliday yang membedakan dialek dan register sebagai berikut:
Dialek | Register |
Variasi bahasa berdasarkan pemakai | Variasi bahasa berdasarkan pemakaiannya |
Jawaban dari what you speak (habitually) yang ditentukan oleh “siapa Anda?” | Jawaban dari what you are speaking? (at given time) yang ditentukan oleh “apa yang sedang Anda lakukan?” |
Variasi dialectal mencerminkan golongan social dalam hal hierarki dari struktur social | Variasi registeral mencerminkan golongan social dalam hal proses social (interaksi social) |
Dialek merupakan variasi bahasa yang bersifat dialectal (salah satu objek kajian dialektologi): perbedaan berbahasa didasarkan bahasa perbedaan kelompok social | Register merupakan variasi registeral atau register (salah satu objek kajian sosiolinguistik): perbedaan berbahasa disebabkan oleh perbedaan konteks |
Perbedaan antara dialek dan register ini menjadikan batas kajian dialektologi dan sosiolinguistik menjadi lebih jelas. Namun tidak dapat dipungkiri terjadinya intereksi antara kedua bidang itu. Varian tertentu, misalnya, tidak saja diberi cirri asal geografis (geografis maupun social), penutur, tetapi juga oleh topic, mitra tutur, dan situasi pembicaraannya. Di samping itu, hasil kajian dialektologi dapat dijadikan sumber data sekunder oleh sosiolinguistik modern. Dalam dialektologi, tidak ada dialek yang lebih tinggi statusnya dari dialek lainnya. Adapun anggapan bahwa sebuah dialek dianggap lebih tinggi statusnya dari dialek lain merupakan anggapan yang didasari pertimbangan sosiolinguistik.
Dialektologi mendeskripsikan variasi bahasa dengan memperlakukannya secara utuh. Variasi bahasa dalam kajian dialek dibedakan berdasarkan waktu, tempat, dan sosial penutur. Artinya, ada dialek temporal, seperti Melayu Kuno; dialek regional, seperti Melayu Ambon, Melayu Jakarta; dialek sosial, seperti bahasa Indonesia yang digunakan oleh etnis yang berbeda. Dialek regional yang dalam kajiannya disebut dialek geografi/geografi dialek mendeskripsikan variasi bahasa berdasarkan variabel geografi atau daerah pengamatan, sedangkan dialek sosial yang merupakan bagian dari kajian sosiolinguistik mendeskripsikan variasi bahasa berdasarkan variabel sosial. Dialek temporal mendeskripsikan variasi bahasa berdasarkan kurun waktu. Dialek temporal dalam kajian ini diidentikkan dengan variasi bahasa berdasarkan perbedaan latar belakang historis. Kajian dialek geografi mendeskripsikan sejumlah variasi bahasa berdasarkan wilayah, membandingkannya antara satu wilayah dan wilayah yang lain, dan mengelompokkan variasi yang sama dalam sebuah wilayah tertentu, baik itu secara sinkronis maupun diakronis. Variasi bahasa tersebut diabstraksikan dalam sebuah peta bahasa dengan bantuan lambang-lambang atau sistem tertentu dan garis isoglos yang menyatukan persamaan, serta heteroglos yang memisahkan perbedaan variasi bahasa tersebut.
Kajian sosiolinguistik mendeskripsikan sejumlah variasi bahasa berdasarkan perbedaan variabel sosial, misalnya variabel daerah, status, ragam (style), usia, gender, dan keetnisan. Adanya perbedaan tuturan yang dilatarbelakangi perbedaan variabel sosial tersebut, terbentuklah variasi bahasa. Tambahan pula, adanya upaya menyamakan tuturan atau membedakan tuturan dengan mitra tuturnya dan berlangsung secara terus menerus terjadilah apa yang dinamakan konvergensi dan divergensi bahasa. Penutur yang berkonvergensi dan berdivergensi itu dilatarbelakangi oleh perbedaan sosial dan geografis ketika berinteraksi. Dilihat dari sudut kepentingan kajian didapati bahwa kajian dialektologi umumnya lebih mementingkan keadaan variasi bahasa yang ada daripada mengkaji proses munculnya perbedaan bahasa tersebut, sedangkan kajian.
3 komentar:
:((
:kiss
:bata
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :thanx: :bingung: :sundul: :iloveindonesia: :marah: :ngacir: :kiss: :bata :-t b-( :a :b :c :d :e :f :g :h :i :j :k :l :-L x( =))
:14: :15: :16: :17:
:18: :19: :20: :21:
:22: :23: :24: :25:
:26: :27: :28: :29:
:30: :31: :32: :33:
:34: :35: :36: :37:
:38: :39: :40: :41:
:42: :43: :44: :45:
:46: :47: :48: :49:
:50: :51: :52: :53:
:54: :55: :56: :57:
:58: :59: :60: :61:
:62: :63: :64: :65:
:66: :67: :68:
:69: :70: :71: :72:
:73: :74: :75: :76:
:77: :78: :79: :80:
:81: :82: :83:
:84: :85: :86: :87:
:88: :89: :90: :91:
:92: :93: :94: :95:
:96: :97: :98: :99:
Posting Komentar